Rabu, 07 Januari 2015

proposal kuantitatif BK

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, merupakan salah satu dari permasalahan pendidikan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia sekarang ini. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, baik dengan pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, sarana pendidikan serta perbaikan manajemen sekolah. Dengan berbagai usaha ini ternyata belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan.
Peran serta warga sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat kurang, partisipasi guru dalam pengambilan keputusan sering terabaikan, padahal terjadi atau tidak terjadinya perubahan di sekolah sangat tergantung pada para gurunya. Oleh karena itu guru dan masyarakat sekolah harus memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan program-program sekolah. Guru perlu memahami bahwa apapun yang dilakukan di ruang kelas mempunyai pengaruh, baik positif maupun negatif terhadap motivasi siswa, cara guru menyajikan pelajaran, bagaimana kegiatan belajar dikelola di kelas, cara guru berintekrasi dengan siswa kiranya dilakukan oleh guru secara terencana dengan perbaikan dan perubahan baik dalam metode, manajemen sekolah yang terus dilakukan diharapkan dapat  meningkatkan perbaikan mutu pendidikan di Indonesia.
Sekolah merupakan bentuk dari pendidikan secara umum. Dimana sekolah sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan pendidikan formal mempunyai peranan yang amat penting dalam usaha mendewasakan anak dan menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang berguna. Sekolah sebagai salah satu faktor lingkungan yang ikut memberikan pengaruh dalam membimbing siswa agar pribadinya berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Namun dalam proses perkembangannya itu siswa tidak dapat lepas dari berbagai masalah, baik itu masalah yang berhubungan dengan pribadi, sosial, pendidikan, karir, dan nilai. Masalah pribadi misalnya, masalah  pribadi yang dialami siswa banyak yang terjadi akibat kurangnya pemahaman tentang konsep diri yang bisa mengakibatkan berbagai permasalah dalam perkembangan nya.
Dengan layanan bimbingan dan konseling bantuan dapat diberikan oleh guru pembimbing sebagai guru konselor sekolah. Layanan bimbingan dan konseling tersebut dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk layanan. Contoh kecil nya seperti Layanan Bimbingan Pribadi.
Konselor harus mampu memahami karakteristik masing-masing siswa didik. Dalam proses perkembangan kepribadian nya siswa sering mengalami berbagai permasalahannya, baik dari luar diri nya maupun dari dalam dirinya. Dari dalam diri nya seperti kurang nya konsep diri yang mengakibatkan siswa kurang paham terhadap diri sendiri maupun perkembangan-perkembangan nya.
Siswa merupakan bagian dari masyarakat, maka dari itu ia di tuntut untuk mempunyai konsep diri yang positif. Karena masa remaja merupakan masa terpenting bagi seseorang untuk menemukan jati diri. Mereka harus menemukan nilai-nilai yang berlaku dan akan mereka capai di dalamnya. Individu harus mulai belajar untuk mengatasi masalah-masalah, merencanakan masa depan. Pada masa ini individu mulai dapat meliat siapa dirinya, ingin menjadi seperti apa, bagaimana orang lain menilainya, dan bagaimana mereka menilai peran yang mereka jalani sebagai identitas diri. Bisa dikatakan bahwa salah satu tugas terpenting yang harus dilakukan remaja adalah mengembangkan persepsi identitas untuk mrnrmukan jawaban terhadap pertanyaan ‘siapakah saya ?’
Pada masa remaja, konsep diri merupakan inti dri kepribadian dan sangat memperngaruhi proses perkembangan individu selanjutnya dapat berjalan dengan lancar, maka konsep diri remaja haus terbentuk dengan baik. Namun dalam perkembangan dan hidup manusia sangat mungkin timbul berbagai permasalahan konsep diri. Seperti, adanya gejala perkembangan konsep diri negatif yang dialami oleh siswa SMPN 3 Probolinggo ini. Untyk itu perlu di tentukan adanya bimbingan sebagai suatu usaha pemberian bantuan yang diberikan baik kepada individu dalam rangka memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Salah satu hal yang penting dalam pemberian bimbingan adalah memahami individu secara menyeluruh, baik masalah yang dihadapi maupun latar belakang. Sehingga peserta didik diharapkan dapat memperoleh bimbingan yang tepay dan terarah. Untuk dapat memahami penyebab perkembangan konsep diri negatif secara lebih mendalam, maka seorang konselor perlu mengumpulkan bebagai keterangan yang meliputi spek sosial, kultural, perkembangan individu, perbedaan individu, adaptasi,dan sebagainya. 
Konsep diri yang ada pada peserta didik SMPN 3 Probolinggo kurang terbentuk dari sini dapat di lihat dari kurangnya rasa percaya diri anak, merasa rendah diri ketika berkumpul dengan orang lain dan kurang bisa mendisiplinkan diri sendiri dalam segala hal. Dari sini konselor perlu menerapkan layanan-layanan yang ada misalnya dengan menerapkan bimbingan pribadi.

B.     Rumusan Masalah
Sesuai  dengan judul dan untuk membatasi permasalahan yang ada, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana bimbingan pribadi di SMPN 3 Probolinggo ?
2.      Bagaimana konsep diri  pada peserta SMPN 3 Probolinggo ?
3.      Adakah pengaruh bimbingan pribadi terhadap konsep diri negatif siswa SMPN 3 Probolinggo ?

C.    Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui bimbingan pribadi SMPN 3 Probolinggo.
2.      Untuk mengetahui konsep diri peserta didik SMPN 3 Probolinggo.
3.      Untuk mengetahui adakah pengaruh bimbingan bimbingan pribadi terhadap konsep diri negatif siswa SMPN 3 Probolinggo.

D.    Manfaat Penelitian
1.      Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Sebagai masukan kepada guru Bimbingan dan Konseling dalam membantu siswa yang mengalami konsep diri negatif
2.      Bagi siswa
Agar subjek mampu menegembangkan konsep diri positif dalam perkembangngan konsep diri selanjutnya
3.      Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan tentang faktor penyebab perkembangan konsep diri negatif.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.    Pengertian Pengaruh Bimbingan Pribadi
1.      Pengertian Pengaruh
Arti kata pengaruh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 369) berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu, orang, benda dan sebagainya.
Pengertian Pengaruh menurut Wiryanto, pengaruh adalah tokoh formal dan informal di masyarakat yang memiliki ciri-ciri kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibandingkan dengan pihak yang dipengaruhi.
Menurut M. Suyanto, pengaruh adalah nilai kualitas suatu iklan melalui media tertentu.
Menurut Uwe Becker, pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang dan tidak terlalu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan.
Menurtu Norman Barry, pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan agar bertindak dengan cara terntentu, terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang merupakan motivasi yang mendorongnya.
Menurut Robert Dahl, pengaruh diumpamakan sebagai berikut : A mempunyai pengaruhatas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak akan B lakukan.
2.      Pengertian  Bimbingan Pribadi
Menurut Winkle&Sri Hastutik (2006; 118-119) bimbinngan pribadi berarti bimbingan dalam memahami keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur diri sendiri dibidang korahanian dan penyaluran nafsu. 
Menurut Prof. Dr H Prayitno,M.Sc.Ed, bimbingn pribadi adalah membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa keoada Tuhan YME, mantap dan mandiri serta jasmani dan rohani.
Menurut Hibana S. Rahman (2002:39) bahwa layanan bimbingan pribadi adalah layanan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan mengembangkan diri pribadinya sehingga menjadi [pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
Menurut Dewa Ketut Sukardi (1997;23) menjelaskanbahwa layanan bimbingan pribadi berarti membantu siwa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman kepada Tuhan YME, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani

Menurut pendapat-pendapat diatas dapat disimpukan bahwa Layanan Bimbingan Pribadi merupakan salah satu kegiatan layanan bimbingan untuk siwa agar dapat mengembangkan dirinya sehingga mantan dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potesni yang dimiliki untuk membantu konselin atau siswa dalam memahami keadaan diriny baik fisik maupun rpsikis, memahami akan makna diri sebagai mahkluk Tuhan serta pemahaman akan segala keleihan dan potesni diri yang dimiliki demi tercapainya kualitas hidup yang baik.
Tujuan Layanan Bimbingan Pribadi
·         Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME
·         Memiliki pemahaman yang bersifat fluktuatif (antara anugerah dan musibah) dan mampu merespon dengan positif
·         Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif
·         Memiliki sikap respek terhadap diri sendiri
·         Dapat mengelola stres
·         Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama
·         Memahami perasaan diri dan mampu mengeskprsesikan secara wajar
·         Memiliki kemampuan memecahkan masalah
·         Memiliki rasa percaya diri
·         Memiliki mental yang sehat
·         Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
·         Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku
·         Memiliki kmampuan mengontrol diri

Ruang lingkup Layanan Bimbingan Pribadi
Dalam bidang layanan bimbingan pribadi, Prayitno merinci ruang lingkup layaanan bimbingan pribadi menjadi pokok-pokok berikut :
1.        Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME
2.        Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangan untuk kegiatan-kegiatan diri yang kreatif dan prouktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depam
3.        Pemantapan pemahaman tentanf bakat dan minat pribadi serta penyakuran dan pengembanganny melalui kegiataan-kegiatan yang kreatif dan produktif
4.        Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usahanya
5.        Pemantapan kemampuan mengambil keputusan
6.        Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan kepuutusan yang telah diambil
7.        Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat baik secara rohaniah maupun jasmaniah
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup layanan bimbingan pribadi terdiri atas tujuh masalah yang menyangkut sikap, kekuatan diri, bakat-minat, kelemahan diri, penerimaan diri, pengambilan keputusan, dan perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat.
Meteri Layanan Bimbingan Pribadi
1.      Materi layanan bimbingan pribadi dalam layanan orientasi, meliputi orientasi tentang (a) fasilitas penunjang ibadah keagamaan yang ada di sekolah (b) acara keagaamn yang menunjang pengembangan kegiataan peribadatan (c) hak dan kewajiban siswa (termasuk pkaian seragam) (d) bentuk layanan bimbingan dan konseling dalam membantu siswa mengenal kemampuan, bakat, minat dan cita-citanya serta usaha mengatasi beragai permasalahan pribadi yang ditemui  (di rumah, sekolah dan di masyarakat) (e) fasilitas pelayanan kesehatan
2.      Materi bimbingan pribadi dalam layanan informasi, meliputi informasi tentang, (a) tugas-tugas perkembangan masa anak-anak khususnya tentnag kemampuan dan perkembangan pribadi , (b) perlunya pemgembangan kebiasaan dan sikap dalam keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yng Maha Esa (c) usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat serta bentuk-bentuk pembinaan, pengembangan dan penyaluran nya (d) perlunya hidup sehat dan upaya melaksanaan nya (e) usaha yang dapat dilakukan melalui bimbingan dan konseling dalam membantu siswa menghadapi masa peralihan dari masa kanak-kanan ke masa remaja
3.      Materi bimbingan pribadi dalam layanan penempatan dan penyaluran , meliputi tentang (a) posisi duduk dalam kelas yang sesuai dengan kondisi fisik dan pribadi siswa (b) pilihan keterampilan dan kesenian sesuai dengan kemampuan bakat, dan minat (c) kegiatan ekstrakulikuler yang dapat diginakan sebagai penunjang pengembangan kebiaaan dan sikap keagamaan, bakat, minat dan cita-cita (seperti kegiataan pramuka, UKS, kesenian, olahraga)
4.      Materi bimbingan pribadi dalam yananan pembelajarn, meliputi tentang (a) kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa (b) pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbunhan, perkembangnan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri (c) pengenalan tentang kekuatan diri sendiri, bakat, minat serta penyaluran dan pengembangannya (d) pengenalan tentang kelemahan diri sendiri dan upaya penganggulangannya (e) kemampuan mengambil keputusan dan perencanaan diri senidri (f) perencanaan dan penyelenggaraan hodup sehat
5.      Materi bimbingan pribadi dalam layanan konseling perorangan meliputi tentang (a) kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yng Maha Esa (b) pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbunhan, dan perkebamngan fisik dan psikis yang terjadi pada dir sendiri (c) pengenalan tentang kekuataan diri sendiri, bakat dan minat serta penyaluran dan pengembengannya (d) pengenalan tentang kelemahan diri sendiri dan upaya penganggulangannya (e) kemampuan mengambil keputusan dan pengarahan diri sendiri (f) perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat
6.      Materi bimbingan pribadi dalam layanan bimbingan kelompk, meliputi (a) kebiasaan dan sikap  dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yng Maha Esa (b) pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbunhan, dan perkebamngan fisik dan psikis yang terjadi pada dir sendiri (c) pengenalan tentang kekuataan diri sendiri, bakat dan minat serta penyaluran dan pengembengannya (d) pengenalan tentang kelemahan diri sendiri dan upaya penganggulangannya (e) kemampuan mengambil keputusan dan pengarahan diri sendiri (f) perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat
7.      Materi bimbingan pribadi dalam layann konseling kelompok, meliputi tentang (a) kebiasaan dan sikap  dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yng Maha Esa (b) pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbunhan, dan perkebamngan fisik dan psikis yang terjadi pada dir sendiri (c) pengenalan tentang kekuataan diri sendiri, bakat dan minat serta penyaluran dan pengembengannya (d) pengenalan tentang kelemahan diri sendiri dan upaya penganggulangannya (e) kemampuan mengambil keputusan dan pengarahan diri sendiri (f) perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa materi layanan bimbingan pribadi di sekolah diterapkan dalam tujuh jenis layanan dan empat kegiatan pendkung kegiatan bimbingan dan konseling.



B.     Pengertian Konsep diri Negatif
Menurut William D. Brooks mendefinisikan konsep driri sebagai persepsi yang bersifat fisik, sosial, dan psikologis mengena diri kita yang didapat dari pengamalam dan interaksi kita dengan orang lain.
Menurut Natawijaya (1979;102) konsep diri adalah persepsi individu tentang dirinya, kemampuan dan ketidakmampuan, tabiat-tabiatnya, harga dirinya dan hubunganya dengan orang lain.
Menurut jalaludin Rahmat (1996:125) konsp diri adalah pandangan perasaan kita, persepsi ini boleh bersifat psikologis, soaial dan psikis. Konsep diri bukan hanya gambaran deskriptif, tetapi juga penilalian kita.
Menurut Hurlock (1994) konsep diri adalah kesan individu mengenai karakteristik fisik, sosial, emosional, aspirasi, dan achivement.
Menurut Seifert dan Hoffnug (1994) konsep diri merupakan suatu pemahaman terhadap diri atau ide tentang konsep diri.
Menurut Cawagas ( 1983) konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, atau kecakapan  dan sebagainya.
Konsep diri negatif adalah individu menilai dan memahami bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak menarik, tidak kompeten, tidak di sukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif ini, cenderung bersikap pesimistik terhadap kehiduoan dan kesempatan.
Berdasarkan beberapa devinisi di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah gagasan tentang konsep diri yang mencakup keyakinan, pandangan dan penilaiaan seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri atas bagaimana kita merasa tentang konsep diri, dan bagaiman kemampuan berpikir seseorang . setelah terinstall, konsep diri akan masuk ke pikiran bawah sadar dan akan berpengaruh terhadap tingkat kesadaran seseorang pada suatu waktu. Semakin baik atau positif konsep diri seseorang maka akan semakin mudah ia mencapai keberhasilan, sebab dengan konsep diri yang positif, seseorang akan bersikp optimi, berani mencoba hal-hal baru,berani sukses dan berani gagal pula, penuh percaya diri, antusia, merasa dirinya berharga, berani menetapkan tujuan hidupnya, serta bersikap dan berpikir secara positif. Sealiknya, semakin jelek / negatif akan mengakibatkan tumbuh rasa tidak percaya diri, takut gagal sehingga tidak berani mencoba hal-hal baru dan menantang, merasa dirinya bodoh, rendah diri, merasa tidak berguna, pesimis, serta berbagi perasaan dan perilaku interior lainnya.
Sedangkan konsep diri negatif adalah seorang yang memahami bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, dan ia memliki sikap yang pesimis atas apa yang ia lakukan.
Dimensi Konsep Diri
Para ahli psikologi juga berbeda pendapat dalam menetapkan dimensi-dimensi konsep diri. Namun, secara umum sejumlah ahli menyebutkan 3 dimensi konsep diri, meskipun dengan menggunakan istilah yang berbeda-beda. Calhoun dan Accocela (1990) misalnya, menyebutkan dimensi pengharapan, dan dimensi penilaian. Paul J. Cenci (1993) menyebutkan ketiga dimensi konsep diri dengan istilah : dmensi gambaran diri (self image), dimensi penilaian diri (self-evaluation ) dan dimensi cita-cita diri ( self idea). Sebagian ahli lain menyebutkan dengan istilah, citra diri, harg diri dan diri ideal. Secara umum dimensi konsep diri yaitu ;
1.      Pengetahuan
Dimensi pertama dari konsep diri adalah apa yang kita ketahui tentang konsep diri atau penjelasan dari ‘siapa saya’ yang akan memberi gambaran tentang diri saya. Gambaran diri tersebut pada gilirannya akan membentuk citra diri. Gambaran diri terseut merupakan kesimpulan dari pandangan kita dalam berbagai peran yang kita pegang, seperti sebagai orang tua, suami atau istri, karyawan, pelajar, dan seterusnya. Pandangan kita terhadap watak kepribadian yang kita rasakan ada pada diri kita, seperti jujur, setia, gembira, bersahabat, aktif dan seterusnya. Pandangan kita terhadap sikap yang ada pada diri kita, kemampuan yang kita miliki, kecakapan yang kita kuasai, dan berbagai karakteristik lainya yang kita lihat melekat pada diri kita. Singkatnya, dimensi pengetahuan (kognitif) dari konsep diri sebagai pribadi seperti ‘ saya pintar’ ,’saya cantik’ , ‘saya anak baik’ dan seterusnya.persepsi kita tentang diri kita seringkali tidak sama dengan kenyataan adanya diri yang sebenarnya. Penglihatan tentang diri kita hanyalah sebuah rumusan, definisi atau versi subjektif pribadi kita sendiri. Penglihatan itu dapat sesuai atau tidak sesuai dengan kenyataan diri kita yang sesungguhnya. Gambaran kita tentang diri kita juga bersifat permane, terutaama gambaran yang menyangut kualitas diri kita di bandingkan dengan kualitas diri anggota kelompok kita.


2.      Harapan
Dimensi kedua adalah dimensi harapan mau diri yang di cita-citakan dimasa depan. Ketika kita mempunyai sejumlah pandangan tentang siapa kita sebenarnya, pada saat yang sama kita juga mempunyai sejumlah pandangan lain tentang kemungkinan menjadi apa diri kita di masa mendatang. Singkatnya, kita juga mempunya penghargaan bagi diri kita sendiri. Pengharapan ii merupakan diri-idela (self idea) atau diri yang cita-cita kan. Cita-cita diri ( self-idea ) terdiri atas dambaan-dambaan , aspirasi harapan, keinginan bagi diri kita, atau menjadi manusia seperti apa yang kita inginkan. Tetapi perlu diingat bahwa cita-cita diri belum tentu sesuai dengan knyataan yang sebenarnya. Meskioun demikian, cita-cita diri anda akan menentukan konsep diri anda da menjadi faktor paling pendting dalam menenukan perilakuanda. Harapan atau cita-cita diri anda akan membangkitkan kekuatan yang mendoronga anda meniju masa depan dan akan memandu aktifitas anda dalam perjalanan hifup anda. Oleh sebab itu, dalam menentukan standar diri ideal haruslah lebih realistis, sesuai dengan potensi diri yang dimiliki, tidak terlalu tinggi, da tidak terlalu rendah.
3.      Penilaian
Dimensi ketiga dari konsep diri adalah penilaian kita tehadap diri kita sendiri. Penilaian konsep diri merupakan pandangan kit tentang harga kewajaran kita sebagai pribadi. Menurut Ccalhaun dan Accocela (1990), setiap hari kita berperan sebagai penilai tentang diri kita sendiri, menilai apakah kita bertentangan : 1) penghargaan bagi diri kita senidir (saya dapat menjadi apa ?), 2) standar apa yang kita tetapkan bagi diri kita sendiri (saya seharusnya menjadi apa ). Hasil dari penilaian tersebut membentuk apa yang disebut dengan rasa harga diri, yaitu seberap besar kita menyukai konsep dri. Orang yang hidup dalam stansar harapan-harapan untuk dirinya sendiri.


Jenis-jenis konsep diri
1.      The Basic Self-concept
Yaitu konsep seseorang tentang dirinya sebagaimana adanya. Jenisni meliputi : persepsi seseorang tentang penampilan dirinya, kemampuan dan ketidakmampuan, peranan dan status dala kehidupan, dan nilai-nilai

2.      The Transitory
Artinya bahwa seseorang memiliki self concept  yang pada suatu saat dia, memegangnya, tetapi pada saat lain dia melepaskannya. Ini mungkin menyenangkan tapi juga tidak menyengkan kondisinya sangat situasional, sangat dipengaruhi oleh suasana perasaan emosi atau pengalaman.
3.      The sosial self-concept
Jenis ini berkembang berdasarkan cara individu memeprcayai orang lain yang mempersepsi dirinya, baik melalui perkataan maupun tindakan . jenis ini sering jifa dikatakan sebagai contoh.
4.      The ideal self-concept
Konsep diri ideal merupakan perseps seseorang tentang apa yang diinginkan mengenai dirinya, atau keyakinan entang apa yang sehrausnya mengenai dirinya. Konsep diri ideal ini terkait dengan citra fisik maupun psikis. Pada masa anak terdapat diskrepansi yang cukup renggang antara konsep diri yang lainya.  

Bentuk-bentuk konsep diri pada anak
William D. Brooks (dalam Anwar Sutoyo,2009) membagi konsep diri menjadi dua yaitu :
·         Konsep diri positif, ciri-ciri nya adalah dapat menerimadirinay apa adanya dengan segala kekuataan dan kelemahannya, ia tidak merasa terancam atau cemas menerima informasi baru tentang dirinya, ia mampu bertindak berdasarkan penilaian tanpa merasa bersalah, ia tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk meluruskan kejadian masa lalu atau masa yang akan datang, ia mempunyai kemampuan untuk menyelesaiakn persoalaan, ia merasa aman dengan orang lain, ia sanggup menerima pujian tanpa kepura-puraan.
·         Konsep diri negative, ciri-ciri nya adalah ia peka terhadap kritik, tidak tahan terhadap kritik yang diterima dan mufah ,arah, respon sekali terhadap pujian, tidak dapay menyembunyikan situasi pada saat menerima pujian, mengeluh, mencela atau merendahkan orang lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri
1.      Keadaan fisik
Keadaan fisik seseorang dapat mempengaruhi individu dalam menumbuhkan konsep dirinya. Individu yang memiliki cacat tubuh cenderung memiliki kelemahan-kelemahan tertentu dalam memandang keadaan dirinya, seperti munculnya perasaan malu, minder, tidak berharga dan perasaan ganjil karena melihat dirinya berbeda dengan orang lain.

2.      Usia
Konsep diri berbentuk sering dengan bertambahnya usa, dimana perbedaan ini lebih banyak berhubungan dengan tugas-tugas perkembanga. Pada masa kekanak-kanakan, konsep diri seoang menyangkut hal-hal disekitar diri dan keluarganya. Pada masa remaja, konsep diri sangat dipengaruhi oleh teman sebaya dan orang yang dipujanya. Sedangkan remaja yang kematangan nya terlambat, yang diperlukan seperti anak-anak, merasa idak di pahami sehingga cenderung berperilaku kurang dapay menyesuaikan diri. Sedangkan masa dewasa konsep dirinya sangat dipengaruhi oleh status sosial dan pekerjaan, dan pada usia tua konsep diri nya lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan fisik, perubahan mental maupun sosial.

3.      Inteligensi
Mempengaruhi penyesuaian diri seorang terhadap lingkungan nya, orang lain dan dirinya sendiri. Semakin tinggi taraf intlelegensinya, semakin baik penyesuaian dirinya dan lebih mampu bereaksi terhadap rangsangan lingkungan dan orang lain dengan cara yang dapat diterima. Hal ini jelas jelas akan meningktkan konsep dirinya



4.      Pendidikan
Seseorang yang mempunyai tingat pendidikan yang tinggi akan meningktkan prestasinya. Jika prestasinya meningkat, maka konsep dirinya akan berubah
5.      Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi seseorang mempengaruhi bagaiman penerimaan orang lain terhadap dirinya. Penerimaan lingkungan terhadap seseorang cenderung didasarkan pada status sosial ekonominya. Maka dapat dikatakan individu yang status sosial ekonominya. Maka dapat dikatakan individu yang status ekonominya lebih positf dibanding individu yang status sosianya rendah.

6.      Konsep rujukan
Yaitukelompok yang secara emosional mengikat individu, dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep dirinya.  

7.      Kondisi keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam membentuk konsep diri anak. Perlakuanperlakuan yang diberikan orang tua terhadap anak akan membekas hingga anak menjelang dewasa dan membawa pengaruh terhadap konsep diri anak baik konsep diri ke arah positif atau ke arah negatif. Cooper Smith dalam Clara R Pudjijogyanti (1995: 30-31) menjelaskan bahwa kondisi keluarga yang buruk dapat menyebabkan konsep diri yang rendah. Yang dimaksud dengan kondisi keluarga yang buruk adalah tidak adanya pengertian antara orang tua dan anak, tidak adanya keserasian hubungan antara ayah dan ibu, orang tua yang menikah lagi, serta kurangnya sikap menerima dari orang tua terhadap keberadaan anak-anak. Sedangkan kondisi keluarga yang baik dapat ditandai dengan adanya intregitas dan tenggang rasa yang tinggi serta sikap positif dari anggota keluarga. Adanya kondisi semacam itu menyebabkan anak memandang orang tua sebagai figur yang berhasil dan menganggap orang tua dapat dipercaya sebagai tokoh yang dapat mendukung dirinya dalam memecahkan seluruh persoalan hidupnya. Jadi kondisi keluarga yang sehat dapat membuat anak menjadi lebih tegas, efektif, serta percaya diri dalam mengatasi masalah kehidupan dirinya sebagai pembentuk kepribadiannya.



8.      Reaksi orang lain terhadap individu
Dalam kehidupan sehari-hari, orang akan memandang individu sesuai dengan pola perilaku yang ditunjukkan individu itu sendiri. Harry Stack Sullivan (Jalaludin Rakhmat, 1996: 101) menjelaskan bahwa jika kita diterima orang lain, dihormati dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan diri kita, menyalahkan kita dan menolak kita, kita cenderung akan membenci diri kita.

9.      Tuntutan orang tua terhadap anak
Pada umumnya orang tua selalu menuntut anak untuk menjadi individu yang sangat diharapkan oleh mereka. Tuntutan yang dirasakan anak akan dianggap sebagai tekanan dan hambatan jika tuntutan tersebut ternyata tidak dapat dipenuhi oleh anak. Selain itu sikap orang tua yang berlebihan dalam melindungi anak akan menyebabkan anak tidak dapat berkembang dan mengakibatkan anak menjadi kurang tingkat percaya dirinya dan memiliki konsep diri yang rendah.

10.  Jenis kelamin, ras dan status sosial ekonomi
Konsep diri dapat dipengaruhi oleh ketiga hal tersebut. Clara R Pudjijogyanti (1995: 29) memberikan pendapatnya melalui penelitian-penelitian para ahli bahwa berbagai hasil penelitian yang dilakukan tersebut membuktikan bahwa kelompok ras minoritas dan kelompok sosial ekonomi rendah cenderung mempunyai konsep diri yang rendah dibandingkan dengan kelompok ras mayoritas dan kelompok sosial ekonomi tinggi, selain itu untuk jenis kelamin terdapat perbedaan konsep diri antara perempuan dan laki-laki. Perempuan mempunyai sumber konsep diri yang bersumber dari keadaan fisik dan popularitas dirinya, sedangkan konsep diri laki-laki bersumber dari agresifitas dan kekuatan dirinya. Dengan kata lain, wanita akan bersandar pada citra kewanitaannya dan laki-laki akan bersandar pada citra kelaki-lakiannya dalam membentuk konsep dirinya masing-masing.

11.  Keberhasilan dan kegagalan
Konsep diri dapat juga dipengaruhi oleh keberhasilan atau kegagalan yang telah dialaminya. Keberhasilan dan kegagalan mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosialnya dan ini berarti mempunyai pengaruh yang nyata terhadap konsep dirinya. Keberhasilan akan mewujudkan suatu perasaan bangga dan puas akan hasil yang telah dicapai dan sebaliknya rasa frustasi bila menjadi gagal.

12.  Orang-orang yang dekat dengan kita
Tidak semua individu mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita. Ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat dengan kita, yaitu yang disebut significant others, yaitu orang lain yang sangat penting. Mereka adalah orang tua, saudara dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Dari mereka secara perlahan-lahan kita membentuk konsep diri kita. Senyuman, pujian, penghargaan, pelukan mereka menyebabkan kita menilai diri secara positif. Tetapi ejekan, cemoohan, hardikan membuat kita menilai memandang diri secara negatif.
Rentang respon konsep diri
1.      Aktualisasi diri            : penyataan diri tentang konsep diri yang pasif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
2.      Konsep diri positf       : apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam berakyualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif
3.      Harga diri rendah        : individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa lebih rendah diri orang lain
4.      Identitas kacau            : kegagalan individu mengintegrasi aspek-aspek identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psiokososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis
5.      Depersonalisasi           : perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiriyang berhubungn dengan kecemasa, kepanikan serta idak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
Langlah- langkah mempertahankan konsep diri
1.      Bersikap onjektif dalam mengenali diri sendiri
Jangan abaikan pengalaman positif ataupun keberhasilan sekecil apapun yang pernah dicapai. Lihatlah talenta bakat dan kesempatan untuk mengembangkannya. Janganlah terlalu berharap bahwa anakda dapat membahagiakan semua orang atau melakukan segala sesuatu sekaligus
2.      Hargailah diri sedniri
Jikalau kita tidak mengahrgai diri sedniri, tidak ada pada diri sendiri, tidak mampu memandang hal bail dan positif terhadap diri, bagaiman kita bisa menghargai orang lain dan melihat hal baik yang ada dalam diri orang lain secara positif. Jika kita tidak bisa menghargai orang lain, bagaiman orang lain isa menhargai kita ?
3.      Jangan memusuhi diri sendiri
Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan peperangan anatara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati. Akibatnya, akan timbul keleahan mental dan rasa frustasi yang dalam serta makin lemah dan negatif konsep dirinya.
4.      Berpikir positif dan rasional
Jadi semua itu bnyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu baik itu persoalan, maupun terhadap seseorng. Jadi, kendalikan pikiran kita jika itu mulai menyesatkan jiwa dan raga.

Komponen atau bagian dari konsep diri
1.      Identitas diri
Peran berbeda, pengenalan diri yang ada tentang internal individual
2.      Citra diri
Pandangan atau persepsi tentng diri kita sendiri, bukan penilaian orang ain terhadap dirinya
3.      Harga diri
Berupa penilaian atau evaluasi dirinya terhadap hasil yang didapat baik internal maupun eksternal yang merupakan proses pencapaian ideal diri
4.      Ideal diri
Suatu yang kita harapkan atau harapan individu terhadap dirinya yang akan dinilai oleh personal lain
5.      Peran
Merupakan pola sikap, perilaku, posisi dimasyarakat atau fungasi dirinya bak di linkungan masayrakat, keluarga atau komunikasi.






Hambatan dalam membangun konsep diri
Potensi yang dimiliki seseorang bisa berkembang atau tidak, itu tergantung pada pribadi yang bersangkutan dan lingkungan dia berada. Beberapa hambatan yang sering yerjadi dalam pengembangan potensi diri adalah sebagi berikut ;
1.      Hambatan yang berasal dari lingkungan\
Lingkungan merupakan salah satu faktor penghambat dalam pengembangan potensi diri. Hambatan ini antara lain disebabkan sistem pendidikan yang dianut, lingkungan kerja yang tidak mendukung semangat pengembangan potensi diri, dan tanggapan atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan
2.      Hambatan yang berasal dari individu sendiri
Penghambat yang cukup besar adalah pada diri sendiri, misalnya sikap berrasangaka, tidak memiliki tujuan yang jelas, keengganan mengenal diri sendiri. Ketidak mampuan mengatur diri, pribadi yang kerdil, kemampuan yang tidak memadai untuk memecahkan masalah, kreativitas rendah, wibawa rendah, kemampuan pemahaman manajerial lemah, kemampuan latih rendah dan kemampuan membina tim yang rendah.

C.    Hipotesa Penelitian
Secara statistik hipotesis penelitian ini adalah dirumuskan sebagai berikut:
H­­0 : µ1 = µ0   
H1 : µ1 ≠ µ0
Dimana:
Ho =Tidak ada pengaruh pemberian bimbingan pribadi terhadap konsep diri negatif  siswa SMPN 3 Probolinggo
H1 =Ada pengaruh pemebrian  bimbingan pribadi terhadap konsep diri negatif  siswa SMPN 3 Probolinggo

µ1  =   konsep diri negatif siswa sebelum adanya pemberian bimbingan pribadi
µ0  =  konsep diri negatif siswa sesudah adanya pemberian bimbingan pribadi




BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Pendekatan penelitian
  Penelitian ini dilakukan di SMPN 3 Probolinggo. Penelitian ini ditujukan pada siswa kelas II SMPN 3 Probolinggo. Penelitian menggunakan penelitian Kuantitatif.
Dalam Wikipedia Indonesia dijelaskan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi danjurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.
Ukuran sampel untuk survei oleh statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima. pada umumnya, para peneliti mencari ukuran sampel yang akan menghasilkan temuan dengan minimal 95% tingkat keyakinan (yang berarti bahwa jika Anda survei diulang 100 kali, 95 kali dari seratus, Anda akan mendapatkan respon yang sama) dan plus / minus 5 persentase poin margin dari kesalahan. Banyak survei sampel dirancang untuk menghasilkan margin yang lebih kecil dari kesalahan.
Beberapa survei dengan melalui pertanyaan tertulis dan tes, kriteria yang sesuai untuk memilih metode dan teknologi untuk mengumpulkan informasi dari berbagai macam responden survei, survei dan administrasi statistik analisis dan pelaporan semua layanan yang diberikan oleh pengantar komunikasi. Namun, oleh karena sifat teknisnya metode pilihan pada survei atau penelitian oleh karena sifat teknis, maka topik yang lain tidak tercakup dalam cakupan ini.
B.     Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eskperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bimbingan pribadi terhadap konsep diri negatif siswa SMPN 3 Probolinggo. Dengan membagikan angket kepada para siswa di SMPN 3 Probolinggo.
C.    Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalaah siswa SMPN 3 Probolinggo yang merupakan salah satu sekolah yang cukup unggul di kawasan Probolinggo.Jumlah populasi secara keseluruhan 1.181 yang terdiri dari kelas 1 =402 orang dengan jumlah siswa = 158 dan siswi =244. Kelas 2 sebanyak 400 orang dengan jumlah siswa = 152 dan siswi 248. Kelas 3 sebanyak 379 orang dengan jumalh siswa 165 dan siswi=214.
Sampel penelitian adalah suatu bagian dari populasi yang akan di teliti dan yang di anggap dapat menggambarkan populasi. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1. Cara mengmbil sampling dalam penelitian ini yaitu dengan mengambil sebesar 20% dari jumlah populasi yang ada.




D.    Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2005:119).Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk angket atau kuesioner.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk angket, dengan jumlah variabel sebanyak satu variabel yaitu Pengaruh pemberian bimbingan pribadi terhadap konsep diri negatif siswa SMPN 3 Probolinggo, dengan menggunakan skala Likert dalam pengukuran jawaban dari pada responden.
Skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden (Sugiyono, 2007:93). Jawaban setiap item diberi skor, sebagai berikut:

Skor Tiap Indikator Menurut Likert
Skor
Kategori
4
Sangat Setuju
3
Setuju
2
Tidak Setuju
1
Sangat Tidak Setuju


E.     Analisa Data
Analisa data adalah cara yang digunakan oleh penulis untuk menganalisa atau membuktikan apakah hasil penelitian itu bener-bener sesuai dengan teori yang ada atau tidak, denan tujuan untuk membatasi penemuan-penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur serta tersusun dan lebih baik. Sehubungan dengan hal tersebut pengolahan dan analis data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik, yaitu teknik analisis eksperimen.



Daftar pustaka

yusuf, syamsu & nurihsan, achmad juntika (2010). Landasam bimbingan &konseling . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://miklotof.wordpress.com/2010/08/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pembentukan-konsep-diri/
Dimensiilmu.blogspot.in/2013/20/penegrtian-pola asuh.html?m=1

2 komentar:

  1. The game show is canceled: The show is canceled
    on the set at the Encore Boston Harbor in Everett, MA, in 2017. The show, titled “The Dream,” at the The show is canceled due to the coronavirus pandemic. youtube converter to mp3

    BalasHapus
  2. JackpotCity Casino - Drmcd
    Jackpot 양주 출장마사지 City Casino. 716 김해 출장안마 likes · 6 talking about this. 안성 출장마사지 JackpotCity Casino 인천광역 출장안마 has something to offer you 온라인 바카라 게임 and the community. In-game casino games are always welcome.

    BalasHapus